.quickedit{ display:none; }

Jumat, 25 Februari 2011

Secangkir kopi hitam

 aku ini secangkir kopi hitam
aroma mana yang dapat memberi kenikmatan
presepsi ketidak harusan membuat kita sedikit tertawa kegirangan
semua nampak saru dari sisi lingkaran
memaksa imajinasi tentang arti kenikmatan

aku ini secangkir kopi hitam
yang mungkin selalu di eksekusi dengan tatanan peradaban kelam
tapi ku selalu mencoba untuk melebur dengan malam

aku ini masih secangkir kopi hitam...
perihal ada atau tidak adanya wadah
perihal lama atau tak lamanya di tadah
serta perihal eksekusi panasnya rasa....

Stand Your Ground

You are standing on the ground........
dalam lahan yang tak begitu luas
menenteng senjata tanpa mengeluh lemas
mencoba memberi sedikit nafsu dan amarah
untuk mendapatkan suatu cerita tak bersuara

You are standing on the ground.......
berharap semua emosi di atas bidang memancar
mengisi relung-relung selongsongan sejata
mengisi kekosongan otak memori mereka

hhay ... you stand on the ground.......
mengangkat senjata tanpa agama
hanya bertekat menantang peluh yang bersimbah
menggeser takdir yang orang lain biasa dapatkan


hay, I was standing on the ground .....
harap menyingkir sebentar
karena kami ingin melawan takdir
yang mungkin kami harus terjungkir
untuk mendapatkan sedikit getir
tanpa berharap ini mudah berakhir

Rabu, 23 Februari 2011

Seandainya Adapilihan...

Sungguh aku mengerti, saat kita berusaha mendapatkan sesuatu sesuai keterbatasan yang kita miliki. Apa itu takdir untuk melakukan yang orang anggap nista ? saya rasa harus mengkesampingkan hal ini dalam aliran darah ini. Semua bentuk perjuangan mungkin di mengerti "nya" walau itu sebagai pembelot hasrat birahi. Ini bisa di sebut sebuah pengorbanan dengan jalan lain. Jalan yang di mana kita siap mengambil semua resiko demi hal yang kita anggap benar.

Seberkas sinar yang di terangkan oleh matahari saya rasa harus berjuang untuk mengisi pantulan-pantulannya, semua itu pasti mempunyai alasan. Terlihat bodoh memang, demi mendapatkannya harus merelakan "harga diri". Harga diri yang mana kita pertahankan pada zaman yang semakin absurb ini. ketakutan sudah melanda beberapa getir dalam aliran nadi, yang membuat manusia hanya mengikuti bukan mempelajari. terang dan gelap itu cuma kiasan pada akhirnya, tetap bagai mana cara hati nurani memandangnya.

Sebaiknya harga diri ini kita kesampingkan dan jangan pernah berfikir membuat kesempurnaan kalau hanya menyiksa kesinambungan.Sampai udara dan H2o dengan sedikit O2 murni mulai lelah kita hirup, hilangkan harga dirimu. ubah mereka menjadi harga mati, harga yang di mana kau memperjuangkan sesuatu tidak membuatmu berpandangan sempit. Kesampingkan sedikit egomu dan kemunafikan, hanya sedikit karena kita yakin itu tak bisa di hapuskan. tarik nafasmu panjang, dan katakan "jika saya pantas lakukan saya lakukan, jika tidak saya tidak lakukan". hidup ini pilihan dari semua faktor, bukan satu faktor. dan semoga anda benar dan saya yang paling benar


-Brutalbrain-

Rabu, 16 Februari 2011

ketakutan

ketakutan,
kau selalu coba menghampiri
tak kenal lelah kau meniduri
sampai nantinya kau mati

ketakutan,
kau selalu datang
dengan atau tanpa terangsang
menjadikan diriku terbelakang

ketakutan,
kau berfikir aku akan jatuh
layaknya gemuruh
yang beradu peluh

wahai ketakutan,
kini aku menantang mu
berjibaku untuk merebut mu
bukan menjadikan alas
tapi menjadikan mu ruas
yang wajib ku bentuk dengan kuas
yang aku gunakan jika aku tak pantas

kaki di bawah sadar

aku terdampar pada satu balok
aku berharap kalian itu tak goblok
karena karena sepeser uang kalian membunuh
membunuh karakter kalian tanpa sisa

hidup ini butuh kaki di bawah sadar,
supaya tau di mana memijakan tempat
 kita tak bisa untuk duduk sekarat
sedangkan nafas kita tak pernah berhenti berdebad

hidup ini selalu menjadi kaki di bawah sadar,
seberapa yang kau dapat dan perjuangkan pasti akan hilang
karena perjuangan itu bukan keharusan tapi kewajiban

PAMERAN FOTOGRAFI BERSAMA Lubang Jarum Liang Lahat/LEJAT

Sinopsis
Mati adalah pasti, tetapi bukan akhir, tetapi awal dari balasan perbuatan selama menikmati hidup didunia.

Menyikapi segala peristiwa di republik ini yang kian hari menjadi absurd, mulai dari mafia hukum, perkeliruan manajemen pemerintahan negara, salah urus ekonomi hingga kepentingan politik diatas kepentingan rakyat, maka perlu dihadirkan karya lubang jarum, untuk bercermin bersama, bahwa hidup di dunia ini tidak kekal....

Seperti layaknya fotografi, metode rekam lubang jarum sama persis, menyampaikan opini pesan visual. Dalam karya yang digelar bersama ini; Abdulah Rofii, Deni Sugandi, Gungun Nuryadin, Willi dan Deni Rahadian, hendak memperjelas makna “akhir” perjalanan yang sebenarnya adalah awal, bahwa apapun yang telah diperbuat, pasti ada balasnya.

Pembukaan pameran
Jumat, 11 Februari 2011, Pkl. 16.00 WIB, di kedai Kopi Mata Angin, Jalan Bengawan no. 52 Bandung.

Dibuka oleh wakil walikota Bandung Ayi Vivananda (dalam konfirmasi)

Artist talk
Sabtu, 19 Februari 2011, Pkl. 16.00 WIB (tempat sama)

Follow twitter : @PinholeBDG

Senin, 14 Februari 2011

hantam kembali

hantam kembali...

by Brutal Brain on Sunday, October 25, 2009 at 11:01pm
sudah lama sejak saya mengundurkan diri dari dunia pernotean,...sudah lama sejak saya mulai mengurung diri dalam dunia yang gemerlap,..penuh canda dan penuh tawa..
tapi saya ahrus kembali ke sarang sarang yang saya buat...bukan sarang, lebih menyerupai alam....alam yang saya benttuk...alam yang penuh misteri tentang diri saya...di sini saya harus mempertanggung jawabkan alam yang saya buat, seperti kalian yang ahrus mempertanggung jawabkan apa yang telah kalian mulai..

symponi takdir tak menghentikan langkah yang tak seberat yang saya pikirkan...terus mencari dan terus merasakan baik senang maupun susah..karna itu lah bagian dari perjalanan..semua itu masih terus berputar...tak ada jalan yang sama tapi hanya serupa..

mari kita merenung sejenak...tentang kesalahan dan kebenaran yang kita yakini itu pelajaran...jangant akut mengatakan tidak apda hal yang kita tidak setujui...tapi coba dulu hal itu...apakah benar tidak ktia setujui atau hanya ketakutan...

ini bukan tentang cinta...sudah malas aku menulis tentang cinta...cinta itu tak bisa di mengerti oleh nalar...jadi tak perlu di tulis tapi cukup di rasakan...

ini berkisar tentang penempatan jati diri...jalan mana yang harus di tempuh dan di kondisikan dengan seksama..

masa depan amsih panjang..walau kau mati besok masih ada beberapa jam untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirimu..walau kau mati sejam lagi masih banyak menit yang kau harus pertanggung jawabkan...

janagn takut mati,...kalau kau sudah menyelesaikan pertanggung jawaban itu...

untuk para malaikat

di sini pertaruhkan darahmu di lapangan pembantaian manusia.
berjuang dengan menumbalkan dan mengeluarkan darah.
taka da yang berjalan mulus.
tak ada hal tanpa tantangan.
memacu darah untuk menuju kemenangan dan menuju pertempuran berikutnya.
denagn nafas yang setengah menguap,
dan aliran darah yang setengah terisi.
kau di tuntut untuk terluka kembali.
ironis....
tapi itu lah hidup mu...

takdir malaikat

tak melawan.
takberusaha melepas cengkraman takdir.
oh..dia ahnya malikat.....
yang tetap tersenyum saat di hancurkan dengan keadaan,
yang di tugaskan pemberi kebahagiaan kini harus terbantai keadaan,
yang ingin menyelamatkan tetapi di dustai..
bernasib sama...
bernasib serupa...
terbakar bersama harapan...
berteriak tanpa ada yang membantu.
mati di ujung pedang kedustaan.
mati bersama harapan yang tak bermakna.
pembantaian hari akhir di depan mata

distorsi otak berantakan

kembalilah pada satu masa saat kau mulai mengingat kembali tentang cerita yang sudah kau buat. bukan untuk mengingat atau menghafalnya, tapi untuk tersenyum kepada cerita-cerita itu. hidup tak selalu harus berjalan normal pada saat ingin mulai memperjuangkan sesuatu yang nyata. bukan molekul fatamorgana dalam lapisan otak yang tak tersentuh. raih jalanmu kembali untuk mengerti apa itu perjuangan. tentu perjuangan yang pantas.

ada hal yang pantas dan tak pantas di lakukan di dunia ini. itu tergantung dirimu memilih mana yang kau anggap pantas lagi. karena hidup ini selalu menjadi pilihan kawan. jangan pernah berbasa-basi dalam mengambil sikap saat kau sudah berdiri di ujung jurang. kita terus bertambah tua dan semakin dekat dengan kematian. itu juga menjadi pilihan kita. mati secara normal atau mati dengan tidak normal, bukan tidak normal dengan cara mengakhiri hidup dengan brutal..tapi tidak normal menjalani hidup karena jalan hidup yang orang anggap tidak biasa.

secarik kertas sudah kau coret kan tinta kawan, entah itu berwarna apapun, itu pilihan...sebaiknya kau selesaikan walau ujung dari coretan itu buruk atau baik..itu kembali lagi sebuah pilihan..kertas itu tak akan protes padamu walau kau tiduri dia dengan nafsu biadab, walau kau pukul dia dengan tinju yang paling keras, walau kau nodai dia dengan spermamu..
kertas ini dekat denganmu bahkan dalam aliran darah dan otakmu.

seberapa besar kekuatan yang kau punya untuk mengangkat senjatamu, itu yang di pertaruhkan di sini..

siapa dia ?
dia bisa berfikir kau sebaik dan seburuk apa, tapi itu tergantung bagaimana kau memberi sentuhan padanya.. dunia ini tidak pernah memebrimu jalan apapun, takdir itu tak pernah mengharapkan kau mengikutinya. tapi semangatmu yang membentuk gumpalan untuk menentukan nasibmu satu detik berikutnya.

"apa yg kaulakukan dalam hidup akan menajdi tak penting, namun yang terpenting adalah bahwa kamu melakukannya..
karna tak ada orang lain yang akan melakukannya"..seperti saat seseorang masuk kedalam kehidupanmu..tapi setengah dari dirimu berkata "saya belum siap"
tapi sebagian lagi berkata " jadikan dia milikmu selamanya"

"jangan hitung seberapa besar kau menerima sesuatu darinya, tapi hitung seberapa banyak yang kau berikan kepadanya" ( ini hukum mutlak)

Cerita untuk garuda merah

selamat siang di hari 28 desember 2010 ini, esok di jakarta tentu ada cerita yang berbeda. tidak hanya kemacetan atau berita pembunuhan di layar kaca, tapi nafas yang seirama di lapangan yang cukup hijau. semua di pertaruhkan di sini, bukan hanya konflik debad kusir di dunia maya, atau perang yang tak kunjung usai. semua HARGA DIRI MULAI MENJADI HARGA MATI DI SINI.
kalian, 11 orang di lapangan itu akan menjelma menjadi garuda besar. garuda merah yang siap terbang ke angkasa, garuda dengan semangat yang harus di pertaruhkan. beberaoa ratus juta nyawa kalian di tanah ini, pasti akan mendoakan kalian. entah dari berbagai macam daerah,warna kulit, sampai keyakinan.

macan itu tak akan pernah gentar kawan. tapi kita raja angkasa, raja dari angin, dan raja dari tanah pertiwi ini. jangan buat ibu kita menangis lagi dari salah satu hal yang di banggakan ini. kami tau, betapa beratnya kalian melakukan hal itu, tapi nafas kalian masih seperti nafas kami dan darah kalian masih semerah darah kami.
ini perang kawan, bukan sekedar pemeriah wisata kuliner di daerah-daerah atau panggung band luar yang di saksikan beberapa ribu penonton. tapi berjuta-juta mata menyaksikan kalian untuk memposisikan diri di tanah tercinta ini.

jangan patahkan lagi kaki sang garuda merah, kita negara dari beribu-ribu pulau. untuk itu kerja sama yang di pertaruhkan.lari lah seperti garuda yang memecah awan di atas langit, tembak lah seperti garuda yang menghantam mangsa di tanah lapang.

SEKALI LAGI, INI BUKAN UNTUK HARGA DIRI PERORANGAN.
TAPI HARGA MATI UNTUK IBU PERTIWI.